Sebagai muslim yang taqwa kepada Allaah Robbul Izzati, wajib bagi kita untuk memiliki rasa malu kepadanya. Rasa malu yang dimaksud bukanlah rasa malu jika kita tidak memiliki barang-barang ber merk, atau tidak berani tampil berpidato karena tidak bisa berbicara di panggung. Tapi rasa malu disini adalah rasa malu kita kepada Allaah karena kita tidak taat perintahnya.
Agar kita dapat memiliki sifat malu itu, maka kita wajib menjaga 4 hal di bawah ini:
1. Menjaga kepala dan sekitarnya (mata, telinga, mulut), dengan menjaga fikiran, pandangan, pendengaran, dan lisan. Contohnya tidak berfikir yang jelek dan kotor (jahat, pornografi dsb). Tidak mendengarkan hal-hal buruk dan ghibah. Tidak melihat hal-hal yang bukan haknya (ngintip, nonton pornografi dsb). Tidak berbicara yg kotor, memaki, fitnah dsb.
2. Menjaga perut dan disekitarnya, termasuk kemaluan. Menjaga perut misalkan harus memakan makanan dan minuman yang halal dan thayib buat tubuh, tidak merusaknya (contoh: babi, khamer, narkoba dll). Menjaga kemaluan, dengan tidak berzina.
3. Mengingat kematian. Dengan mengingat kematian maka kita akan giat untuk belajar dan memperbaiki diri untuk menjadi manusia yang taqwa.
4. Meninggalkan pernak pernik dunia, dan fokus pada akhirat. Maksudnya jangan jadikan keindahan dunia dalam hati. Agar kita tidak berat meninggalkannya krn kematian. Karena dunia dengan keindahan seisinya dan harta yang kita miliki akan kita tinggalkan. Karena itu semua milik Allah yang hanya dipinjamkan kepada kita saat hidup di dunia.
Penceramah : Ustad Munif Haikal
Tempat : Rumah Ibu Marina
Tema : Hakikat Sifat Malu yang Sebenarnya
Tim Redaksi Forkis Al Istiqomah
CBD Sentra Kota Blok F2 no 21 Jati Bening Baru Kec Pondok Gede Bekasi 17412
forkis.istiqomah@gmail.com